welcome

mengenal kimia dalam islam

Kimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat. Dalam Islam, kimia merupakan bagian dari ilmu pasti yang memfokuskan obyek kajiannya pada sifat-sifat sebuah benda atau elemen. Misalnya yang paling sederhana adalah percampuran dua warna berbeda yang menghasilkan warna yang berbeda sama sekali. Pada perkembangan selanjutnya, kimia dalam Islam tidak hanya bagian dari ilmu pasti yang memfokuskan diri pada sifat dan perilaku elemen, tapi juga ilmu yang mengkaji kemungkinan transformasi unsur-unsur kimiawi pada benda dan elemen non benda lainnya. Misalnya mengubah logam menjadi emas.
utama_kimia_ed53Para ilmuwan Muslim mulai mengenal dan mempelajari ilmu kimia pada awal abad ke-2 H. Khalifah pertama yang tertarik pada ilmu kimia adalah Khalid bin Yazid, cucu Mu’awiyah bin Abu Sufyan, pendiri Bani Umayyah. Khalid secara khusus memerintahkan para penerjemah untuk mengalihbahasakan buku-buku kimia ke dalam bahasa Arab. Konon Khalid mendengar adanya unsur benda yang dapat mengubah logam menjadi emas, dan ia penasaran ingin melihat proses tersebut.
Pada perkembangannya, ilmu kimia memberikan sumbangan penting yang diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Salah satu orang yang mengakui peran dari para kimiawan Muslim dalam meletakkan fondasi ilmu kimia modern adalah Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith. Bahkan dunia mengakui seorang kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai ‘Bapak Kimia Modern’.
Jabir Ibnu Hayyan atau Jabir bin Hayyan [721-815] adalah seorang yang sejak kecil sangat menyukai ilmu alam dan mempelajarinya hingga menguasai beberapa cabang ilmu. Setelah dewasa ia lebih memilih kimia sebagai ilmu yang disukainya. Kemampuan di bidang kimia membawanya ke istana Harun ar-Rasyid dan ia diangkat sebagai peneliti plus penasihat istana di bidang keilmuwan. Jabir mengikuti pandangan para filsuf Yunani tentang komposisi materi yang terdiri dari tanah, air, udara, dan api. Namun ia kemudian mengembangkan teori komposisi materi dengan caranya sendiri.
Ahli lain yang tak kalah terkenal adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi [866-925]. Selain dikenal sebagai tabib, beliau juga seorang ilmuwan yang peduli dengan kimia. Beliau menulis buku yang sangat terkenal di bidang kimia, yaitu kitab al-Asrâr atau buku tentang rahasia-rahasia. Buku ini mengungkapkan banyak pandangannya tentang berbagai teori kimia. Buku ini dianggap sebagai buku kimia pertama yang ditulis secara sistematis oleh seorang ilmuwan Muslim.
Perkembangan kimia membawa kemajuan yang sangat berarti di bidang farmakologi. Farmasi tersebar di kota-kota Islam, terutama Baghdad dan Kordoba. Banyak sarjana Muslim terkenal adalah seorang farmakolog. Seperti Ibnu Sina yang juga melahirkan sebuah buku terkenal berjudul al-Qânûn fi at-Tibb, yang berisikan beberapa bab mengenai farmasi dan deskripsi tentang obat-obatan. Ilmuwan lain dari Spanyol, Ibnu Wafid, juga seorang farmakolog yang mengutamakan pengobatan dengan cara diet yang tepat dan campuran obat-obatan sederhana.

1 comment: